Archive for January, 2014

Pengelolaan Sampah

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah , sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini.

Penulisan Ilmiah ini disusun guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Setara Sarjana Muda pada jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma. Adapaun judul Penulisan Ilmiah ini adalah ‘Pengelolaan Sampah’.

Walaupun banyak kesulitan yang penulis harus hadapi ketika menyusun Penulisan Ilmiah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada :

  1. Pembimbing
  2. Teman
  3. Orang tua dan keluarga

Akhir kata, hanya kepada Tuhan jualah segalanya dikembalikan dan penulis sadari bahwa penuisan ini masih jauh dari sempurna, disebabkan karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

Depok,  5 Januari 2014

Penulis

 

 

PENDAHULUAN

1.       LATAR BELAKANG

Belakangan ini banyak sampah yang berada tidak pada tempatnya. Hal ini disebabkan karena kurang peduli dan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak membuang sampah sembarangan.

Dalam karangan ini kami membahas bagaimana agar kita sebagai generasi muda dapat dengan tepat dalam menangani sampah, karena dengan penanganan yang tepat akan membantu dalam melestarikan lingkungan. Apabila lingkungan lestari di masa depan anak cucu kita pun masih bisa menikmati keindahan dari lingkungan yang telah kita jaga.

Data yang kami ambil adalah akurat, relevan dan objektif.Mulai dari memilih narasumber, buku, dan data yang kami ambil melalui cara online. Sampah yang selama ini kita ketahui adalah sebagai barang sisa atau yang sudah tidak terpakai, namun apabila sampah tersebut di tangani dengan tepat maka dapat menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali bahkan dapat bernilai ekonomis.

2.       RUANG LINGKUP

Dalam karangan ini kami membahas pengertian sampah, jenis jenis sampah, serta cara pengelolaan sampah yang baik dan benar.

3.       TUJUAN

Tujuan dengan ditulisnya karangan ini adalah agar kita sebagai generasi muda sadar akan pentingnya menjaga likungan kita agar tetap lestari. Siapa lagi yang akan melakukannya kalau bukan kita sebagai generasi muda. Lestarinya lingkungan adalah tanggungjawab bersama agar tetap dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

4.       METODE

Metode yang kami gunakan dalam penulisan karangan ini adalah pengamatan terhadap lingkungan sekitar dan jurnalistik. Dengan cara tersebut kami mendapatkan data yang akurat, relevan dan objektif agar pesan yang ada dalam  karangan yang kami tulis dapat tersampaikan kepada para pembaca.

ISI

1.       PENGERTIAN SAMPAH & JENIS – JENIS SAMPAH

Sampah adalah barang sisa suatu kegiatan/aktivitas manusia atau alam. Sampah dibagi menjadi 3 jenis yaitu ;

  1. Sampah Organik

Yaitu sampah yang mudah membusuk atau sampah yang dapat terurai oleh aktivitas organism pembusuk. Organisme pembusuk itu misalnya Azotobacter, Cacing, Rhozobium dan sebagainya. Bahan yang mudah teruarai seperti makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

  1. Sampah Anorganik

Yaitu sampah yang tidak mudah membusuk atau sampah yang tidak dapat terurai. Kalaupun dapat terurai, butuh waktu yang sangat lama. Seperti plastik, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, bekas pulpen, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan kerajinan.

  1. Sampah B3 ( Bahan Berbahaya Beracun )

Yaitu sampah yang sangat berbahaya dan bersifat mematikan bila terkena manusia/hewan.

Cara menangani sampah yaitu dengan konsep zero waste. Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip

3R (Reduce, Reuse ,Recycle), serta prinsip pengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah dengan maksud untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost). Orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi :

1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu

2. Teknologi pengomposan

3. Daur ulang sampah plastic dan kertas

4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator

5. Teknologi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak

6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah

7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah

8. Pengolahan sampah kota metropolitan

9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang

2.       PENGELOLAAN SAMPAH

Dalam pengolahaan sampah, ada yang dapat dilakukan oleh setiap individu di rumah tangga, ada juga yang dapat ditangani secara kolektif (masyarakat / pemerintah ). Pengolahan sampah dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. 1.       Reduce (Menghemat Pemakaian )

Hidup dengan ukuran kewajaran, karena hal-hal yang berlabihan biasanya kurang baik. Dengan pengurangan pemakaian sumber daya alam atau barang-barang juga berarti mengurangi jumlah sampah. Kita amati beberapa kasus yang kerap kita hadapi di sekitar kita seperti di bawah ini.

Kurangi Pembungkus

Kasus 1

Gambar 1. contoh pembungkus plastik

Kini orang tidak pernah lagi membawa keranjang atau tas kalau ke pasar, Mereka mangharapkan diberi tas plastik yang dikenal sebagai tas kresek oleh penjualnya. Terkadang kalau tas kresek yang diberikan kondisinya kurang begitu baik, pembeli minta agar tas kresek ini seringkali berakhir sebagai sampah atau pembungkus sampah

yang akan dibuang. Padahal semua tahu bahwa plastik adalah sampah yang tidak mudah terurai. Jadi bawalah keranjang kalau anda pergi ke pasar tradisional atau pasar swalayan, simpan barang belanjaan anda langsung di bagasi kendaraan tanpa harus banyak menggunakan tas pembungkus. Bila perlu bawalah kembali tas kresek ke pasar, jangan merasa malu untuk membawa tas kresek kembali ke pasar, justru sebaliknya kita harus bangga bahwa kita telah melakukan secara nyata pengolahan lingkungan hidup dengan benar.

Kasus 2

Gambar 2. contoh tas bungkus

Jika anda jalan jalan ke mall, sering kita lihat pembeli yang begitu bangga dengan tas-tas bungkus aneka warna dan bentuk setelah membeli suatu barang. Tas-tas bungkus aneka warna dan bentuk ini seringkali pula mewakili merk tertentu atau nama toko tertentu.

Kasus 3

Gambar 3. Perbandingan antara shampoo dengan kemasan sachet dan botol

Kemudahan atau kepraktisan seringkali pula berarti semakin banyak bungkus. Contohnya adalah kemasan barang (shampoo, kopi instant, permen dll) dalam bungkus bungkus kecil (sachet). Dengan kemasan seperti ini, maka satu 340 ml shampoo akan menghasilkan sekitar 68 sampah kemasan (umumnya satu sachet berisi 5 mili liter) kemasan barang sekali pakai ini pun seringkali terbuat dari plastik.

Jadi belilah barang dalam jumlah yang banyak dengan jumlah pembungkus/kemasan sedikit, misalnya : lebih baik membeli satu 340 ml shampoo dalam botol daripada 68 sachet shampoo, karena botol bekas  shampoo masih bisa digunakan untuk keperluan lain atau daur ulang. Sedangkan kemasan sachet dalam banyak kasus hanya menjadi sampah.

Apabila produksi sampah tidak bisa dihindari, maka cobalah kita mencari alternative agar sampah yang dihasilkan bersahabat dengan lingkungan. Hal tersebut memang harus di ikuti bahwa dalam pengelolaan lingkungan hidup sekarang ini, kita tidak bisa terus menerus harus menangani ‘sebab ‘ dan tidak menangani ‘akibat’. Sebab dan akibat harus ditangani dengan pengelolaan lingkungan, hanya saja perlu diingat sekali lagi bahwa pengelolaan yang semakin mendekati ‘aklibat’ adalah semakin sulit, semakin mahal, dan tidak tuntas.

Ganti Pembungkus

Gambar  4. Sebaiknya penggunaan pembungkus plastik diganti dengan paper bag yang lebih ramah lingkungan

Disamping masalah pembungkus yang semakin banyak jumlahnya, masalah yang tidak kalah pentingnya adalah jenis pembungkus yang semakin banyak menggunakan plastik. Padahal kita tahu bahwa plastik tidak bersahabat terhadap lingkungan.

Jadi gantilah pembungkus dengan bahan selain plastik dengan bahan yang lebih bersahabat dengan lingkingan. Kertas, daun atau pelepah pohon pisang dan masih banyak lainnya bisa digunakan sebagai pembungkus yang bersahabat terhadap lingkungan saat di buang. Dengan pola pikir ini, bungkus mie instant bisa diganti dari plastik ke kertas, tas kresek bisa diganti dengan paper bagdan lain-lain.

  1. 2.       REUSE  (Pemakaian Kembali)

Sampah berupa barang-barang bekas baik bekas kemasan, wadah, dan lain sebagainya dapat dipakai kembali, misalnya kemasan air mineral dapat dipakai menjadi pot bunga.

Prinsip reuse adalah bagaimana mengupayakan pemanfaatan sampah baik untuk kegunaan /fungsi yang sama (memperpanjang umur pemakaian) maupun untuk kegunaan lain.

  • Perpanjang Umur Pemakaian

Hal ini masih bisa dilakukan dengan memanfaatkan ulang barang yang sudah terpakai dan memperbaiki barang yang rusak (repair) akhirnya barang itu menjadi sampah.

Sebagai contoh jika ada pakaian robek, janganlah langsung dibuang. Tetapi bisa saja pakaian itu di jahit dan dipakai kembali. Pemakaian kembali ini tentunya tidak harus oleh pemiliknya, tapi bisa saja diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

Pengertian repairjuga perlu dikoreksi dan perlu dibudayakan kembali. Saat ini budayasekali pakai buang sangat kuat sekali , padahal dengan sedikit perbaikan barang tersebut bisa digunakan kembali. Memang ada teknisi yang tidak mau memperbaiki suatu barang yang rusak, bukan karena dia tidak mampu memperbaiki tetapi karena alas an ekonomis, misalnya jauh akan lebih menguntungkan baginya apabila dia bisa jual barang baru daripada memperbaikinya.

Gambar 5. pada kotak bekas dompet ini tertulis pesan “Please reuse this box for your small stuff”  yang  berarti agar kita dapat menggunakan kemabali kotak ini untuk menyimpan benda-benda kecil

  • Kembangkan Manfaat Lain

Ada jenis barang yang tidak dapat dimanfaatkan dalam bentuknya yang asli, namun demikian barang itu masih dapat dimanfaatkan dalam bentuk yang lain. Misalnya bungkus refill minyak goreng, softener dan lainnya dapat dijadikan tas yang bagus dan menarik untuk digunakan. Jadi kembangkanlah kreativitas untuk mencari manfaat lain dari suatu barang yang tampaknya sudah tidak berguna. Kreativitas akan tumbuh subur dalam diri kita jika kita bisa menghargai karya orang lain. Bila semakin banyak orang memanfaatkan produk kreatif ini, maka harga produk tersebut akan semakin murah.

Gambar 6. contoh produk yang bisa dihasilkan dari sampah plastik

Gambar 7. kegiatan pameran hasil kreatifitas daur ulang sampah menjadi barang siap jual oleh ibu-ibu Pkk

  1. 3.       Recycle (Mendaur Ulang)

Yang dimaksud dengan daur ulang dalam hal ini adalah upaya membuat produk yang sama maupun yang menyerupai dengan menggunakan materi yang sama. Sebagai contoh daur ulag kertas, alumunium, plastik dan lain sebagainya. Sampah organic yang dihasilkan oleh rumah tangga juga dapat di daur ulang menjadi kompos yang kemudian menyuburkan tanaman.

Beberapa upaya daur ulang yang relatif mudah untuk diterapkan dan memberikan hasil yang dapat dipergunakan langsung adalah pembuatan kompos dan daur ulang kertas sebagaimana diuraikan berikut.

  • Membuat Kompos

Gambar 8. pembuatan kompos

  • Daur ulang kertas

Gambar 9. Pada suatu perusahaan percetakan hasil sisa potongan kertas dapat di daur ulang menjadi produk-produk bermanfaat

Analisa Pembahasan

Pentingnya peranan Petugas Sampah

Gambar 10. Gerobak sampah sengaja di parkir, sementara Budi mengambil sampah warga

“Saya mulai mengambil sampah mulai pukul 05.00 WIB, atau lebih tepatnya seusai solat subuh”, ujar Budi.

Sering kali kita melihat seorang petugas sampah pada pagi hari sebelum muncunlnya sang fajar, demi menghidupi keluarga tercinta mereka rela malakukan pekerjaan ini.

“Ya mau bagaimana lagi mas pekerjaan ini rela manjalankan pekerjaan ini demi keluarga, walaupun gaji saya sebulan hanya 700rb yang penting saya ikhlas. Jadi apapun pekerjaan kita asal kita mau ikhlas menjalaninya semuanya akan terasa ringan,” ujar Budi.

Yang dilakukan para petugas sampah dari satu rumah warga kerumah lainnya, tetapi jangan anggap remeh pekerjaan ini karena jika tidak adanya petugas sampah, sampah akan menumpuk dan berakibat buruk terhadap lingkungan sekitar.

Seharusnya pemerintah memberikan apresiasi lebih terhadap para petugas sampah, dengan cara memfasilitasi, sebagai contoh peremajaan & penambahan peralatan kerja guna meningkatkan kinerja secara efisien & efektif. Selain itu juga dengan menambahkan pendapatan/gaji para petugas sampah akan memotivasi agar menigkatkan kualitas kerja mereka.

1.       KESIMPULAN

Jagalah lingkungan kita agar tetap lestari dengan cara pengelolaan sampah yang tepat. Mulailah dengan hal-hal yang mudah, dimulai dengan membiasakan buang sampah pada tempatnya dan harus memperhatikan jenis dari sampah tersebut dan yang paling penting adalah dengan menerapkan prinsip 3R (Reuse, Reduce & Recycle).  Apabila hal tersebut dapat dilakukan oleh setiap individu maka sampah tidak akan menjadi masalah.

2.       KRITIK DAN SARAN

Makalah ini di buat sebagai syarat tugas mata kuliah Ilmu Sosial dasar, apabila ada kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam karangan ini kami minta maaf. Akhir kata, hanya kepada Tuhan jualah segalanya dikembalikan dan penulis sadari bahwa penuisan ini masih jauh dari sempurna, disebabkan karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Budi. Desember 2013, Petugas Sampah Kelurahan, Jakarta.

Maulana Teguh Blog, 2012. Sampah, Internet,http://teguhmaulana8.blogspot.com/2012/06/pengertian-sampah-jenis-sampah-dan-cara.html?m=l, 25 Desember 2013.

Taqim Nuswari . (2007). Buku Panduan Mengelola Sampah Rumah Tangga Dengan Prinsip 4R . Pekanbaru, Kementrian Lingkungan Hidup RI.

PT. Penerbit Erlangga, Jl. H Baping No 100 Ciracas, Jakarta.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah & Deputi Pengelolaan B3, Limbah B3 dan Sampah. November 2012, “Dari sampah membangun ekonomi kerakyatan”  …from cash to cash… , Malang. Kementrian Lingkungan Hidup.